Kamis, 12 September 2013

KIMIA KELAS XIISEMESTER 1

Molalitas dan Fraksi Mol
Dalam larutan, terdapat beberapa sifat zat yang hanya ditentukan oleh banyaknya partikel zat terlarut. Oleh karena sifat koligatif larutan ditentukan oleh banyaknya partikel zat terlarut, maka perlu diketahui tentang konsentrasi larutan.
Molalitas (m)
Molalitas (kemolalan) adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg (1000 gram) pelarut. Molalitas didefinisikan dengan persamaan berikut:
 m= \frac {massa}{Mr} x \frac {1000} P
  • Keterangan :
m = molalitas larutan (mol / kg)
n = jumlah mol zat terlarut (g / mol)
P = massa pelarut (g)
Fraksi Mol
Fraksi mol merupakan satuan konsentrasi yang semua komponen larutannya dinyatakan berdasarkan mol[2]. Fraksi mol komponen i, dilambangkan dengan xiadalah jumlah mol komponen idibagi dengan jumlah mol semua komponen dalam larutan[2]. Fraksi mol jadalah xjdan seterusnya[2]. Jumlah fraksi mol dari semua komponen adalah 1[2]. Persamaannya dapat ditulis[2]. Molalitas didefinisikan dengan persamaan berikut[2]:
xi = \frac{ni}{ni+nj}
Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
       
Meskipun sifat koligatif melibatkan larutan, sifat koligatif tidak bergantung pada interaksi antara molekul pelarut dan zat terlarut, tetapi bergatung pada jumlah zat terlarut yang larut pada suatu larutan. Sifat koligatif terdiri dari penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik.
Penurunan Tekanan Uap
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c7/Raoult.jpg/200px-Raoult.jpg
Marie Francois Raoult (1830 – 1901) ilmuwan yang menyimpulkan tentang tekanan uap jenuh larutan
            Molekul – molekul zat cair yang meninggalkan permukaan menyebabkan adanya tekanan uap zat cair. Semakin mudah molekul – molekul zat cair berubah menjadi uap, makin tinggi pula tekanan uapzat cair. Apabila tekanan zat cair tersebut dilarutkan oleh zat terlarut yang tidak menguap, maka partikel – partikel zat terlarut ini akan mengurangi penguapan molekul – molekul zat cair. Laut mati adalah contoh dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat terlarut yang tidak mudah menguap. Air berkadar garam sangat tinggi ini terletak di daerah gurun yang sangat panas dan kering, serta tidak berhubungan dengan laut bebas, sehingga konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi. Persamaan penurunan tekanan uap dapat ditulis[3] :
\Delta P =P0 – P
P0 > P
  • Keterangan :
P0 = tekanan uap zat cair murni
P = tekanan uap larutan
            Pada tahun 1808, Marie Francois Raoult seorang kimiawan asal Perancis melakukan percobaan mengenai tekanan uap jenuh larutan, sehingga ia menyimpulkan tekanan uap jenuh larutan sama dengan fraksi mol pelarut dikalikan dengan tekanan uap jenuh pelarut murni. Persamaan penurunan tekanan uap dapat ditulis. Kesimpulan ini dikenal dengan Hukum Raoult dan dirumuskan dengan. Persamaan penurunan tekanan uap dapat ditulis :
P = P0 x Xp
\Delta P= P0 x Xt
  • Keterangan :
P = tekanan uap jenuh larutan
P0 = tekanan uap jenuh pelarut murni
Xp = fraksi mol zat pelarut
Xt = fraksi mol zat terlarut
Kenaikan Titik Didih
            Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair mendidih. Pada suhu ini, tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya. Hal ini menyebabkan terjadinya penguapan di seluruh bagian zat cair. Titik didih zat cair diukur pada tekanan 1 atmosfer. Dari hasil penelitian, ternyata titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya. Hal ini disebabkan adanya partikel – partikel zat terlarut dalam suatu larutan menghalangi peristiwa penguapan partikel – partikel pelarut. Oleh karena itu, penguapan partikel – partikel pelarut membutuhkan energi yang lebih besar. Perbedaan titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni di sebut kenaikan titik didih yang dinyatakan dengan (\Delta Tb). Persamaannya dapat ditulis:
\Delta Tb = kb \ x \ m
\Delta Tb = kb \ x \frac {g} M_r x \frac {1000} P
\Delta Tb = Tb larutan - Tb pelarut
  • Keterangan :
\DeltaTb = kenaikan titik didih
kb = tetapan kenaikan titik didih molal
m = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relatif
Tabel Tetapan Kenaikan Titik Didih (Kb) Beberapa Pelarut
Pelarut
Titik Didih
Tetapan (Kb)
56,2
1,71
80,1
02,53
204,0
05,61
76,5
04,95
80,7
02,79
217,7
05,80
182
03,04
Air
100,0
00,52

Penurunan Titik Beku
         
Adanya zat terlarut dalam larutan akan mengakibatkan titik beku larutan lebih kecil daripada titik beku pelarutnya. Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut[5] :
\Delta Tf = kf \ x \ m
\Delta Tb = kf \ x \frac {g} M_r x \frac {1000} P
\Delta Tf = Tf pelarut - Tb larutan
  • Keterangan :
\DeltaTf = penurunan titik beku
kf = penurunan titik beku molal
m = molal larutan
Mr = massa molekul relatif
Tabel Penurunan Titik Beku (Kf) Beberapa Pelarut
Pelarut
Titik Beku
Tetapan (Kf)
-95,35
2,40
5,45
5,12
179,8
39,7
-23
29,8
6,5
20,1
80,5
6,94
43
7,27
Air
0
1,86
Tekanan Osmotik
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/53/J.H._van_%27t_Hoff.gif/250px-J.H._van_%27t_Hoff.gif
Van’t Hoff
Tekanan osmotik adalah gaya yang diperlukan untuk mengimbangi desakan zat pelarut yang melalui selaput semipermiabel ke dalam larutan. Membran semipermeabel adalah suatu selaput yang dapat dilalui molekul – molekul pelarut dan tidak dapat dilalui oleh zat terlarut. Menurut Van’t Hoff, tekanan osmotik larutan dirumuskan:
 \pi= M x R x T

  • Keterangan :
 \pi= tekanan osmotik
M = molaritas larutan
R = tetapan gas ( 0,082 )
T = suhu mutlak
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Pada konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan elektrolit memliki nilai yang lebih besar daripada sifat koligatif larutan non elektrolit. Banyaknya partikel zat terlarut hasil reaksi ionisasi larutan elektrolit dirumuskan dalam faktor Van’t Hoff. Perhitungan sifat koligatif larutan elektrolit selalu dikalikan dengan faktor Van’t Hoff :
i = 1 + ( n - 1 )\alpha

  • Keterangan :
i= faktor Van’t Hoff
n = jumlah koefisien kation
\alpha= derajat ionisasi
Penurunan Tekanan Uap Jenuh
Rumus penurunan tekanan uap jenuh dengan memakai faktor Van’t Hoff adalah[6] :
\Delta P=P0\ x \ X_terlarut \ x \ i
Kenaikan Titik Didih
Persamaannya adalah\:
\Delta Tb=kb \ x \ m \ x \ i
Penurunan Titik Beku
Persamaannya adalah :
\Delta Tf=kf \ x \ m \ x \ i 
Tekanan Osmotik

Persamaannya adalah :
 \pi=M \ x \ R \ x \ T \ x \ i

BIOLOGI KELAS XII - IPA Smt.Ganjil



MATERI BIOLOGI KELAS XII - IPA Smt.Ganjil

Pertumbuhan dan Perkembangan
Perbedaan Pertumbuhan dan perkembangan
No
Pertumbuhan
Perkembangan
1
Bertambahnya ukuran seperti panjang, lebar, volume dan massa.
Suatu proses menuju kedewasaan (menuju suatu keadaan yang lebih tinggi, lebih teratur dan lebih kompleks)
2
Bersifat kuantitatif
Bersifat kualitatif
3
Irreversibel (tidak dapat kembali ke keadaan semula)
Reversibel (dapat kembali ke keadaan semula)
4
Dapat diukur dengan menggunakan alat: auksanometer
Tidak dapat diukur



Macam-macam pertumbuhan
pada tumbuhan,
1. Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang
memanjang baik yang
terjadi pada ujung akar maupun
ujung batang. Pertumbuhan primer
dapat diukur secara
kuantitatif yaitu dengan menggunakan alat
auksanometer .


Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang
dapat dibedakan menjadi 3 daerah yaitu:

a.a.Daerah pembelahan sel, terdapat di bagian ujung akar.
Sel-sel di daerah
ini aktif membelah (bersifat meristematik)
b.b.Daerah perpanjangan sel, terletak di belakang daerah pembelahan.
Sel-
sel di daerah inimemiliki kemampuan untuk membesar dan memanjang.
c.c.Daerah diferensiasi sel, merupakan daerah yang sel-selnya berdiferensiasi menjadi sel-sel yang mempunyai fungsi dan
struktur
khusus. 2.2.Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang dapat
menambah diameter batang. Pertumbuhan sekunder merupakan
aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan
kambium gabus.
Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil.
Macam-macam Perkecambahan pada Biji

1.Perkecambahan hipogeal: apabila terjadi pembentangan
ruas batang teratas (epikotil) sehingga daun lembaga tertarik
keatas tanah tetapi kotiledon tetap di dalam tanah.
Contoh: perkecambahan pada biji kacang tanah dan kacang kapri.


2.Perkecambahan epigeal: apabila terjadi pembentangan
ruas batang di bawah daun
lembaga atau hipokotil sehingga
mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke
atas tanah.
Contoh: perkecambahan pada biji buncis dan biji jarak.


Faktor-faktor yang mempengaruhi
Pertumbuhan pada tumbuhan

1.Faktor eksternal/lingkungan: faktor ini merupakan
faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa faktor
eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan
adalah sebagai berikut:


1.Air dan mineral
2.Kelembaban.
3.Suhu
4.Cahaya


2.Faktor internal: faktor yang melibatkan hormon dan
gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.

Macam-macam hormon pada tumbuhan:
1.1.Auksin
2.2.Giberelin
3.3.Sitokinin
4.4.Gas Etilen
5.5.Asam Absisat
6.Kalin

Macam-macam hormon kalin adalah sebagai berikut.:
a.Rhizokalin: merangsang pembentukan akar
b.Kaulokalin: merangsang pembentukan batang
c.Anthokalin: merangsang pembentukan bunga
d.Filokalin: merangsang pembentukan daun



Pengaruh Cahaya pada pertumbuhan Tumbuhan:

Cahaya bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi
yang nantinya
digunakan untuk proses fotosintesis. Cahaya
juga berperan dalam proses
pembentukan klorofil. Akan
tetapi cahaya dapat bersifat sebagai
penghambat
(
inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karenacahaya dapat memacu difusi auksin ke bagian yang
tidak terkena cahaya.
Sehingga, proses perkecambahan yang
diletaan di tempat yang gelap akan
menyebabkan terjadinya
etiolasi


Pengaruh Nutrien pada pertumbuhan
Tumbuhan:

No
Unsur hara
FUNGSI
1
Belerang (S)
Merupakan komponen utama protein dan koenzim pada tumbuhan
2
Fosfor (P)
Merupakan komponen pembentuk asam nukleat, fosfolipid, ATP dan beberapa koenzim
3
Magnesium (Mg)
Merupakan komponen klorofil dan mengaktifkan banyak enzim pada tumbuhan
4
Kalsium (Ca)
Merupakan unsur penting dalam pembentukan dan stabilitas dinding sel, memelihara struktur dan permeabilitas membran, dan mengaktifkan banyak enzim pada tumbuhan
5
Kalium (K)
Merupakan kofaktor yang berfungsi dalam sintesis protein
6
Nitrogen (N)
Merupakan komponen asam nukleat, protein, hormon dan koenzim
7
Oksigen (O)
Merupakan komponen utama senyawa organik tumbuhan
8
Karbon (C)
Merupakan komponen utama senyawa organik tumbuhan
9
Hidrogen (H)
Merupakan komponen utama senyawa organik tumbuhan
10
Molibdenum (Mo)
Komponen esensial untuk fiksasi nitrogen
11
Nikel (Ni)
Kofaktor untuk enzim yang berfungsi dalam metabolisme nitrogen
12
Seng (Zn)
Merupakan unsur yang aktif dalam pembentukan klorofil, mengaktifkan beberapa enzim
13
Mangan (Mn)
Merupakan unsur yang aktif dalam pembentukan klorofil, mengaktifkan beberapa enzim
14
Besi (Fe)
Merupakan komponen sitokrom, mengaktifkan beberapa enzim
15
Klor (Cl)
Diperlukan untuk tahapan pemecahan air pada fotosintesis, diperlukan dalam menjaga keseimbangan air